Translation into Indonesian provided by
Lily Wibisono of Surabaya, Indonesia
TIKUS DAN CAHAYA
Oleh Lisa Suhay
"Ditulis untuk anak-anak dunia ini yang telah melihat Bayangan. Dengan cerita ini kalian diberi kekuatan cahaya. Pergilah dan bersinarlah."
Di tengah taman yang paling indah di dunia berdirilah Pohon Kebijaksanaan. Pohon yang besar ini mempunyai banyak cabang dan daun. Akarnya menyebar ke seluruh negeri.
Pohon ini tempat yang menyejukkan. Banyak mahluk datang dan duduk dalam bayangannya dan menikmati kebenarannya yang agung.
Selama bertahun-tahun kerukunan hadir. Tetapi suatu hari bayangan dari sebuah cabang yang panjang merasa bahwa ia tidak bahagia.
Bayangan itu tidak mau memberikan rasa aman atau keteduhan.
"Bodoh," kata si bayangan. "Saya tahu lebih banyak dari mereka semua. Saya bukan dibuat untuk melayani. Saya harus memerintah di atas segala sesuatu."
Dan demikianlah, dengan kesombongan dan kebencian, bayangan itu menarik dan meregang dirinya sendiri sampai akhirnya ia dapat melepaskan diri dari pohon yang besar itu.
Ia menjadi bayangan yang pertama.
Bukannya memakai kemampuannya untuk memberikan keteduhan, bayangan itu menciptakan kegelapan yang dingin, yang membuat semua yang disentuhnya buta terhadap kebenaran.
Bukannya memakai suaranya untuk menyampaikan kebenaran yang agung pada semua di sekitarnya, Bayangan itu hanya membisikkan dusta..
Bayangan itu beringsut pergi dari Pohon Kebijaksanaan dan terdampar jauh ke suatu tempat gersang, di mana ia merayap masuk ke sebuah lubang di dalam tanah. Ia masuk dalam-dalam ke perut bumi.
Bayangan itu tumbuh dan membuat rencana jahat. Ia menunggu di bawah permukaan sampai ada mahluk yang sedih atau yang ragu-ragu datang mendekat. Kemudian Bayangan itu akan bangkit dan menguasai mahluk yang tidak curiga itu, membuatnya buta terhadap kebenaran, dan mengikuti kemauannya.
Selama bertahun-tahun dan bermil-mil jauhnya, Bayangan itu mendirikan tentara bawah tanah.
Kemudian tentara Bayangan mulai menyerang tanpa peringatan untuk membawa ketakutan, kesedihan dan kebencian pada mahluk-mahluk tak berdosa.
"Kalian tak dapat melawan. Aku akan menang," bohongnya.
Ada mahluk yang mulai bersembunyi dan takut pada cahaya matahari, karena mereka mengira cahaya itulah yang menyebabkan timbulnya si Bayangan.
Yang lain mulai membenci dan takut pada semua keteduhan dalam dunia, karena mereka tidak dapat membedakan antara keteduhan dan bayangan.
Akhirnya mahluk-mahluk mulai merasa marah pada semua yang berbeda dari dirinya sendiri. Mereka bahkan takut pada bayangannya sendiri.
Mereka tinggal di dalam rumahnya masing-masing. Kalau mereka keluar, mereka tidak pergi jauh.
Suatu hari seekor tikus ladang pergi ke Pohon Kebijaksanaan, mengepalkan tinjunya yang kecil dan berteriak: "Bagaimana kau dapat menciptakan ketakutan ini pada kami? Mengapa ini dibiarkan terus? "
Pohon yang agung itu merundukkan batangnya yang besar. Ia bergoncang dan daun-daunnya berguguran seperti air mata. Tetapi ia tidak menjawab.
Kemudian sebuah suara terdengar dari sekitar: "Aku menciptakan terang dan gelap. Aku membuat mahluk-mahluk besar dan kecil. Pada masing-masing dan semuanya kuberikan kemampuan untuk membangun atau merusak, membawa kesukaan atau rasa sakit. Satu di antara kalian telah memilih kegelapan dan kesakitan. Ini bukan keinginanku."
Meskipun terpana oleh kehadiran kuasa yang besar ini si Tikus masih tetap marah. "Mengapa tidak kauhentikan si Bayangan?" teriak Tikus..
"Karena aku telah memberikan kemampuan itu pada semua yang disakiti oleh si Bayangan. Bayangan itu tumbuh karena kurang kepedulian dalam diri mahluk-mahluk. Sekarang tugasmulah untuk menghentikannya," jawab suara yang agung.
Suara itu telah mengatakan pada Tikus bagaimana ia dapat menang.
"Kau tak dapat hidup dalam ketakutan. Ketakutan hanya membuat si Bayangan tumbuh. Untuk membebaskan diri dari kegelapan - pancarkanlah sinar kebenaran yang berkuasa. Untuk bebas dari kedinginan - bawalah kehangatan ke manapun engkau pergi. "
Tikus menjawab: "Aku akan pergi dan menceriterakan pada semua apa yang kauajarkan padaku. Aku akan ingat untuk tidak membenci, karena kebencian akan membuat Bayangan lebih kuat.."
Tetapi Tikus kuatir: "Aku hanya satu mahluk kecil dan sekarang ada banyak bayangan-bayangan. Bagaimana mungkin aku akan berhasil?"
Tiba-tiba Tikus dikelilingi oleh cahaya keemasan yang indah dan kehangatan, "Engkau tahu bahwa sebagaimana Bayangan mulai sebagai satu mahluk kecil yang gelap, sekarang cahaya akan tumbuh bersamamu, utusan kecilku."
Begitulah terjadi bahwa satu mahluk kecil maju ke dunia yang luas. Dengan tiap kata ramah dan tiap kebenaran yang dikatakannya, dunia di sekitarnya mulai sembuh. Mahluk-mahluk lain mulai bergabung dengan Tikus dan segera cahaya bertumbuh dan bayangan-bayangan mulai hilang.
Satu demi satu, para pengikut Bayangan jatuh di hadapan si tikus dan cahaya. Bayangan kembali masuk dalam lubangnya di dalam tanah, lenyap bagaikan tetesan air dalam pasir yang panas sepanjang masa.
|